Rabu, 25 Juli 2007

Lima Menit Saja

Seorang ibu duduk di samping seorang pria di bangku dekat Taman-Main di West
Coast Park pada suatu minggu pagi yang indah cerah. "Tuh.., itu putraku yang
di situ," katanya, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt
merah yang sedang meluncur turun dipelorotan. Mata ibu itu berbinar, bangga.

"Wah, bagus sekali bocah itu," kata bapak di sebelahnya. "Lihat anak yang
sedang main ayunan di bandulan pakai T-shirt biru itu? Dia anakku,"
sambungnya, memperkenalkan.

Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya. "Ayo Jack, gimana kalau
kita sekarang pulang?"

Jack, bocak kecil itu, setengah memelas, berkata, "Kalau lima menit lagi,
boleh ya, Yahhh? Sebentar lagi Ayah, boleh kan? Cuma tambah lima menit kok,
yaaa...?"

Pria itu mengangguk dan Jack meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya.
Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi. "Ayo, ayo,
sudah waktunya berangkat?"

Lagi-lagi Jack memohon, "Ayah, lima menit lagilah. Cuma lima menit tok, ya?
Boleh ya, Yah?" pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Pria itu bersenyum dan berkata, "OK-lah, iyalah..."

"Wah, bapak pasti seorang ayah yang sabar," ibu yang di sampingnya, dan
melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap lelaki itu.

Pria itu membalas senyum, lalu berkata, "Putraku yang lebih tua, John, tahun
lalu terbunuh selagi bersepeda di dekat sini, oleh sopir yang mabuk. Tahu
tidak, aku tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama John. Sekarang
apa pun ingin kuberikan demi Jack, asal saja saya bisa bersamanya biar pun
hanya untuk lima menit lagi. Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan
yang sama lagi terhadap Jack. Ia pikir, ia dapat lima menit ekstra tambahan
untuk berayun, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang
memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan
bersama dia, menikmati tawa renyah-bahagianya...."

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas.
Prioritas apa yang Anda miliki saat ini? Berikanlah pada seseorang yang kau
kasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan
menyesal selamanya. (Suara Merdeka)