Rabu, 22 Agustus 2007

Ngomong-ngomong " C i n t a "

 C-I-N-T-A

telapak tangan anda berkeringat, hati anda deg-degan, suara anda nyangkut di dalam tenggorokan anda?
Hal itu bukanlah cinta, tapi suka ...
Apakah tangan anda tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya?
Hal itu bukanlah cinta, tapi birahi ...
Apakah anda bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang?
Hal itu bukanlah cinta, tapi anda sedang mujur...
Apakah anda menginginkannya karena anda tahu dia akan selalu di samping anda?
Hal itu bukanlah cinta, tapi kesepian ...
Apakah anda masih bersama dia karena semua orang menginginkannya?
Hal itu bukanlah cinta, tapi kesetiaan ...
Apakah anda menerima pernyataan cintanya karena anda tidak mau menyakiti hatinya?
Hal itu bukanlah cinta, tapi rasa kasihan ...
Apakah anda bersedia untuk memberikan semua yang anda suka untuk dia?
Hal itu bukanlah cinta, tapi kemurahan hati ...
Apakah anda cemburu bila dia bicara dengan lelaki/wanita lain ?
Hal itu bukanlah cinta, tapi takut kehilangan ...
Apakah anda mengatakan padanya bahwa dia adalah satu satunya hal yang anda pikirkan?
GOMBAL ...

Apakah anda masih bersamanya karena campuran dari rasa nyeri dan kegembiraan yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata?
Apakah anda masih menerima kesalahannya karena hal itu adalah bagian dari kepribadiannya?
Apakah anda tertarik pada orang lain, tapi masih bersamanya dengan setia?
Apakah anda rela memberikan hati anda, kehidupan anda, dan kematian anda?
Apakah hati anda tercabik bila dia sedang sedih?
Apakah anda menangis untuk kepedihannya biarpun dia cukup tegar?
Apakah anda ikut terluka bila dia sedang sakit?
Apakah anda selalu ingin menyentuhnya, memeluknya karena anda sayang kepadanya?
Apakah matanya melihat hati anda yang sesungguhnya dan menyentuh jiwa anda secara dalam sekali sampai terasa nyeri?
Itulah
Cinta


Cinta memang merupakan sesuatu yg ABSURD and Unexplain,
tapi yg terpenting mencintailah karena itu adalah sesuatu yang dianugerahi oleh TUHAN
Terimalah pasangan anda dgn segala kekurangan dan kelebihannya.
Cinta itu harus saling memberi dan menerima dgn segala keikhlasan hati


Menguak Rahasia Asap Ratus Nusantara

Agar Tak Jadi Wanita Dingin
Tradisi merawat organ intim tak hanya berkembang di Jawa. Beda nama, rahasia asap ratus ini menjadi cikal bakal Spa untuk organ intim. Banyak sekali faedahnya, terlebih bagi pengantin.
Jika Anda pernah menonton film Kamasutra, tentu masih ingat bagaimana seorang calon pengantin melakukan ritual pengasapan untuk organ intimnya. Dipercaya, tradisi itu membuat organ intim jadi wangi, kesat, dan bersih untuk memasuki malam pertama. Banyak bahan yang digunakan dalam pengasapan itu, termasuk rempah-rempah India yang memang sudah menjadi bagian tradisi mereka.

Di Indonesia, pengasapan semacam itu sudah menjadi bagian tradisi kita. Tak hanya di Jawa, perawatan semacam itu juga dilakukan suku Banjar di Kalimantan, Bali, dan Sumatra. Perawatan itu konon hanya dilakukan oleh calon mempelai putri raja, ratu, dan selir-selir sang raja. Di Jawa pengasapan organ intim dikenal dengan ratus. Kini kita dengan mudah mendapatkan perawatan organ intim di salon kecantikan atau Spa.
Seperti yang dikembangkan oleh Tussy, salah seorang pelopor Spa di Jawa Timur. Menurut Tussy, ratus adalah bagian dari Spa. “Wanita maupun calon pengantin kini tak perlu repot melakukan dan menyiapkan ratus sendiri. Di zaman modern ini ratus dengan mudah kita jumpai di Spa-Spa,” jelasnya.

Spa menurut Tussy sebenarnya adalah nama sebuah desa kecil di Liege, Belgia, yang memiliki sumber air panas yang digunakan keluarga kerajaan dan bangsawan untuk melepas lelah dan mengobati berbagai macam penyakit. Dalam bahasa latin, Spa berarti terapi air.
“Dalam perkembangannya Spa tak terbatas mandi air panas atau air mineral, tetapi suatu perawatan kecantikan dan kesehatan yang menggunakan air atau uap yang disertai perawatan lain,” urai Tussy.
Di tempatnya, Tussy menamakan perawatan organ intim wanita itu dengan nama Kamasutra Spa. Cocok sekali dengan pengambaran dalam film Kamasutra. “Kamasutra Spa tak hanya untuk wanita, tetapi juga buat suami untuk menjaga kemampuan seksualnya,” tutur Tussy.

Tak Frigid
Perawatan pada organ intim wanita sudah dikembangkan sejak zaman kerajaaan oleh ratu dan selir-selir untuk memikat seorang raja. Kini ratus merupakan jelmaan dari warisan perawatan itu. Fungsinya pun sama yaitu menjadikan kaum istri makin percaya diri di hadapan suami.
Untuk calon pengantin, tentu sangat berguna agar tak minder di depan suami di malam pertama. Gangguan keputihan dan bau tak sedap bisa diatasi dengan ratus. “Tentu saja sangat penting untuk malam pertama. Untuk wanita yang sudah melahirkan, ratus juga berfungsi menyempitkan kembali organ intim dan membangun kekenyalannya agar tak cepat kendur,” tutur Tussy yang membenarkan bahwa gangguan pada organ intim membuat wanita minder, ujung-ujungnya ia menjadi dingin di tempat tidur.
Singkat kata, ratus bagi Tussy sangat membantu untuk keharmonisan keluarga. “Ratus merupakan resep leluhur dari keraton. Nenek moyang kita sangat teliti mengambil manfaat unsur alami dari kekayaan kita. Di tempat saya, berbeda dengan di luar negeri, sangat mengutamakan unsur alami itu (natural dan budaya kultur). Ternyata semua ada manfaatnya,” urai Tussy lagi.
Ditegaskan oleh Tussy, ratus banyak faedahnya untuk kesehatan. “Ia bisa menyembuhkan frigiditas (tak punya gairah, dingin secara seksual untuk wanita) serta meremajakan organ kewanitaan. Selain itu, perawatan pelengkapnya sangat berguna bagi wanita modern yang sibuk untuk menghilangkan kelelahan sehingga bugar,” urainya panjang lebar.

Paripurna
Sebelum perawatan ratus, di tempat Tussy dilakukan terlebih dahulu perawatan secara keseluruhan. Diawali dengan pemijatan-pemijatan pada titik-titik relaksasi khusus pada daerah kewanitaan. Hal ini biasa dilakukan termasuk di salon yang biasa memberikan perawatan V-Spa.
Pemijatan pada kepala, tengkuk, punggung, telapak tangan, dan bagian tubuh lain, termasuk pijat refleksi pada telapak kaki yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam terapi ini, membantu mengatasi masalah seputar kulit kepala dan rambut, serta memperlancar peredaran darah, dan mengoptimalkan metabolisme atau kerja kelenjar getah bening.
Setelah itu dilakukan lulur. Lulur dilakukan untuk mengangkat sel-sel kulit mati bagi wanita. Hal ini sangat diperlukan untuk menjaga kecantikannya lewat kulit yang halus dan mulus. Dalam proses perawatan ini, lulur biasanya digunakan untuk membersihkan paha terlebih paha dalam. Biasanya paha dalam ini berwarna kehitaman, untuk itu perlu dilakukan lulur.
Selain lulur, dilakukan juga body scrub alias peeling. Di tempat Tussy dilakukan dengan menggunakan buah seperti alpukad, bengkoang, atau dengan mandi susu (milk powder) sesuai jenis kulit. Tujuan dari body scrub ini untuk melembabkan dan memacu regenerasi dan menjaga kelembaban kulit.
“Diperlukan juga aroma therapy. Itu untuk menyegarkan. Semua menggunakan ekstrak bahan herbal alami. Yang khas ramuan Jawa paling diminati,” tutur Tussy. Setelah semua perawatan itu, baru dilakukan pengasapan ratus. “Banyak yang minat perawatan yang satu ini. Mereka mengaku banyak perubahan saat intim dengan suaminya. Katanya sih jadi kayak pengantin baru,” pungkas Tussy.

Banyak perawatan ratus yang dilakukan Spa-Spa di seluruh Nusantara. Umumnya mereka terinspirasi oleh legenda Ken Dedes yang tersohor dengan organ intimnya yang bercahaya. Perawatan ini merupakan salah satu jenis perawatan menyeluruh untuk tubuh dan organ intim.
Biasanya ratus dilakukan dengan cara duduk di bangku bambu persegi empat tanpa bantalan dudukan. Di bawahnya diletakkan ratus yang dibakar. Beberapa Spa biasanya memberikan instruksi latihan untuk mengencangkan otot panggul dan otot sekitar organ intim saat konsumen mereka tengah melakukan pengasapan.
Usai melakukan ratus ini, konsumen juga selalu diingatkan beberapa tips perawatan sehari-hari bagi organ intimnya. Untuk kebersihan bisa menggunakan produk pembersih vagina yang beredar di pasaran. Tetapi berhati-hatilah dalam memilih produk pembersih, kenali dengan baik kandungan bahan di dalamnya.
Untuk pemakaian jangka panjang sebaiknya memilih produk yang bisa memelihara ekosistem alami vagina. Produk yang mengandung pembunuh bakteri hanya digunakan untuk jangka pendek atau ketika ada masalah saja. Selain itu jaga kelembaban vagina dengan memakai pakaian dalam yang nyaman dan mengurangi pakaian ketat. * Afifah

http://www.posmo.net/RUBRIK/420/herbal.html

Senin, 20 Agustus 2007

BATIMUNG

Serupa dengan ratus, tetapi batimung digunakan untuk seluruh tubuh. Meski demikian, tentu saja organ intim dapat faedahnya.
Meski sederhana, adat masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan ternyata tak beda jauh dengan sauna ala Spa di salon. Tak hanya untuk organ intim, pengasapan ini bahkan dilakukan untuk seluruh tubuh. Tak hanya calon mempelai wanita, calon mempelai pria juga harus menjalani tradisi ini. Ratus memang sudah menjadi bagian budaya Nusantara.
Ritual ini disebut Batimung, membuang keringat dari badan dengan cara diasapi serta ditambahkan bunga-bungaan dan ramuan alami. Untuk wanita, tentu saja mempengaruhi organ intimnya seperti pengasapan ratus. Cara konvensional masih menggunakan tungku. Calon mempelai harus menduduki tungku itu. Sementara cara yang agak modern, cukup dengan kompor sementara uap dialirkan melalui selang besar yang ditaruh di bawah tubuh.
Proses Batimung biasanya dilakukan pada malam hari, dilaksanakan oleh para wanita dari keluarga orang yang batimung. Biasanya calon pengantin pria hanya melakukan batimung selama tiga hari. Tetapi bagi calon pengantin wanita bisa sampai satu minggu bahkan ada yang hampir satu bulan.
Khasiat batimung sangat luar biasa. Banyak mempelai mengaku badannya segar dan pegal-pegal hilang. Selain itu bau wangi juga terus keluar bersama keringat kita. Satu kali batimung, biasanya aroma wangi itu akan habis dalam 2-3 hari.

Sesaji
Para mempelai yang usai ber-batimung merias diri dan mandi. Jika itu batimung terakhir sebelum akad nikah, mempelai wanita pun dirias. Perias kampung biasanya menyalakan dupa, menyediakan kelapa muda, ketan, dan beras kasih (beras kuning). Jika syarat itu tak ada, perias umumnya tak mau menjalankan tugasnya sebab takut terganggu seperti badan tiba-tiba lemah.
Sesaji yang sama juga harus diletakkan di bawah balai atau tempat pengantin bersanding. Selain itu, juga disediakan piduduk (sesaji) untuk dimakan bersama seperti nasi lemak dan inti, gula merah, kue-kue, kacang hijau goreng, pisang, ubi, bubur putih dan merah, rokok, minyak lekat baburih, dan air tepung tawar.
Penduduk biasanya disertakan saat upacara mandi pengantin. Kegiatan mandinya sendiri dilaksanakan di dalam pagar mayang, yakni bilik yang dibuat pada pelataran rumah yang dibatasi empat batang tebu berhias aneka kembang. Pada batang-batang tebu juga digantungkan beberapa kue. Saat turun ke pagar mayang, pengantin ditaburi beras kuning sambil membaca salawat, puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Bahan untuk Batimung
1. Bedak atau wadak, yang sering disebut mangir wangi. Terbuat dari beras kencur ditambah dengan bahan alami lainnya yang mengandung wangi-wangian.
2. Bahan tambahan yakni: daun pudak/pandan wangi, temu giring, limau purut, kulit bawang merah, santan, kayu manis, menyan, daun sop, pucuk ganti, mang soe sebangsa akar, bunga akar. Biasanya juga ditambah dengan daun serai wangi, kunyit, pandan, temulawak, lengkuas, serta bunga mawar, kenanga, cempaka, dan melati. Semua bahan tersebut dipotong kecil-kecil lantas direbus dalam kuali tanah. Tutupnya dijaga agar asapnya tak keluar.

Proses Batimung:
1. Badan orang yang akan ditimung dibedaki dengan wadak sampai bersih dan harum sehingga segala kotoran yang melekat di tubuhnya hilang. Membedaki dilakukan oleh para wanita yang ditugaskan.
2. Setelah selesai diwadak, calon pengantin disuruh duduk di atas sebuah bangku yang rendah disebut dadampar, kemudian segala pakaian yang melekat disuruh menanggalkan diganti dengan selimut tebal beberapa lapis sampai ke atas kepala kecuali muka dan hidung.
3. Selesai diselimuti, barulah ramuan mendidih tadi diletakkan di bawah dadampar. Tutup kuali dibuka sehingga uap harum bisa keluar dan membasahi tubuh orang yang batimung. Pur

Minggu, 19 Agustus 2007

Adding Custom Paper Size Programmatically


There are times when we need to make a custom report size. Before you can create a custom size, you have to manually add a Printer Form Size (Control Panel -> Printer & Faxes -> File -> Server Properties). Then you can set the Page Setup in your report to use the custom printer form.

The hard part is, when you distribute the application to the client, you must also set the same Custom Form Size for their printer configuration. Of course you don't want to do it one by one manually! So, what you need is create a small procedure to detect whether the custom printer form is already exist. If not then add it.

Cut & paste the code below, then run "beautify" to make it readable

[Code]
Local hPrinter
Local cPrinterName, cPaperName
Local pPaperName, sPaperSize
Local nResult, nBufLen, nPaperWidth, nPaperHeight

Declare Long GetLastError in Kernel32
Declare Long ClosePrinter in WinSpool.Drv Long hPrinter
Declare Long OpenPrinter in WinSpool.Drv ;
String cPrinterName, Long @O_hPrinter, Long pDefault

Declare Long GetForm in WinSpool.drv as GetPrinterForm ;
Long hPrinter, String pFormName, ;
Long nLevelInfo, String @O_pFormInfo, ;
Long nBufSize, Long @O_nBufNeeded

Declare Long AddForm in WinSpool.drv as AddPrinterForm ;
Long hPrinter, Long nLevelInfo, String @pFormInfo

Declare Long LocalAlloc in Kernel32 Long uFlags, Long dwBytes
Declare Long LocalFree in Kernel32 Long hMem

cPrinterName = set( 'Printer', 2 ) && Get default Windows printer
hPrinter = 0

If (OpenPrinter( cPrinterName, @hPrinter, 0 ) != 0)
cPaperName = 'MyCustom - Half A4'
nBufLen = 32 && FORM_INFO_1_Size
cInfo = replicate( chr(0), 32 )
nResult = GetPrinterForm( hPrinter, cPaperName, 1, ;
@cInfo, nBufLen, @nBufLen )

If (nResult == 0) && Get printer form failed
nResult = GetLastError()

If (nResult == 1902) && ERROR_INVALID_FORM_NAME
** Custom Printer Form not exist, add the new one
nPaperWidth = 210000 / 2 && Paper size is in 1/1000 millimeters
nPaperHeight = 297000 / 2
sPaperSize = BinToC( nPaperWidth, '4rs' ) + BinToC( nPaperHeight, '4rs' )
pPaperName = LocalAlloc( 64, 32 )

If (pPaperName != 0)
sys( 2600, pPaperName, len( cPaperName ), cPaperName )
cInfo = BinToC( 0, '4rs' ) + BinToC( pPaperName, '4rs' ) + ;
sPaperSize + BinToC( 0, '4rs' ) + BinToC( 0, '4rs' ) + sPaperSize

If (AddPrinterForm( hPrinter, 1, cInfo ) != 0)
? 'Custom paper form (' + cPaperName + ') has been added! '
else
? 'Error:', GetLastError()
endif

LocalFree( pPaperName )
endif

else
If (nResult == 122) && Insufficient buffer
? 'Error: Custom Paper Form already exist!'
else
? 'Error: ', nResult
endif
endif
else
? 'Error: ', nResult
endif
ClosePrinter( hPrinter )
endif
[/Code]


ini aida dapat dari blog-nya OM Herman T,  gakngerti buat apa yang penting disimpen dulu sapa tau ntar bisa aida gunain.

http://hermantan.blogspot.com/2007/08/adding-custom-paper-size.html

BATIMUNG


Serupa dengan ratus, tetapi batimung digunakan untuk seluruh tubuh. Meski demikian, tentu saja organ intim dapat faedahnya.
Meski sederhana, adat masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan ternyata tak beda jauh dengan sauna ala Spa di salon. Tak hanya untuk organ intim, pengasapan ini bahkan dilakukan untuk seluruh tubuh. Tak hanya calon mempelai wanita, calon mempelai pria juga harus menjalani tradisi ini. Ratus memang sudah menjadi bagian budaya Nusantara.
Ritual ini disebut Batimung, membuang keringat dari badan dengan cara diasapi serta ditambahkan bunga-bungaan dan ramuan alami. Untuk wanita, tentu saja mempengaruhi organ intimnya seperti pengasapan ratus. Cara konvensional masih menggunakan tungku. Calon mempelai harus menduduki tungku itu. Sementara cara yang agak modern, cukup dengan kompor sementara uap dialirkan melalui selang besar yang ditaruh di bawah tubuh.
Proses Batimung biasanya dilakukan pada malam hari, dilaksanakan oleh para wanita dari keluarga orang yang batimung. Biasanya calon pengantin pria hanya melakukan batimung selama tiga hari. Tetapi bagi calon pengantin wanita bisa sampai satu minggu bahkan ada yang hampir satu bulan.
Khasiat batimung sangat luar biasa. Banyak mempelai mengaku badannya segar dan pegal-pegal hilang. Selain itu bau wangi juga terus keluar bersama keringat kita. Satu kali batimung, biasanya aroma wangi itu akan habis dalam 2-3 hari.

Sesaji
Para mempelai yang usai ber-batimung merias diri dan mandi. Jika itu batimung terakhir sebelum akad nikah, mempelai wanita pun dirias. Perias kampung biasanya menyalakan dupa, menyediakan kelapa muda, ketan, dan beras kasih (beras kuning). Jika syarat itu tak ada, perias umumnya tak mau menjalankan tugasnya sebab takut terganggu seperti badan tiba-tiba lemah.
Sesaji yang sama juga harus diletakkan di bawah balai atau tempat pengantin bersanding. Selain itu, juga disediakan piduduk (sesaji) untuk dimakan bersama seperti nasi lemak dan inti, gula merah, kue-kue, kacang hijau goreng, pisang, ubi, bubur putih dan merah, rokok, minyak lekat baburih, dan air tepung tawar.
Penduduk biasanya disertakan saat upacara mandi pengantin. Kegiatan mandinya sendiri dilaksanakan di dalam pagar mayang, yakni bilik yang dibuat pada pelataran rumah yang dibatasi empat batang tebu berhias aneka kembang. Pada batang-batang tebu juga digantungkan beberapa kue. Saat turun ke pagar mayang, pengantin ditaburi beras kuning sambil membaca salawat, puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Bahan untuk Batimung
1. Bedak atau wadak, yang sering disebut mangir wangi. Terbuat dari beras kencur ditambah dengan bahan alami lainnya yang mengandung wangi-wangian.
2. Bahan tambahan yakni: daun pudak/pandan wangi, temu giring, limau purut, kulit bawang merah, santan, kayu manis, menyan, daun sop, pucuk ganti, mang soe sebangsa akar, bunga akar. Biasanya juga ditambah dengan daun serai wangi, kunyit, pandan, temulawak, lengkuas, serta bunga mawar, kenanga, cempaka, dan melati. Semua bahan tersebut dipotong kecil-kecil lantas direbus dalam kuali tanah. Tutupnya dijaga agar asapnya tak keluar.

Proses Batimung:
1. Badan orang yang akan ditimung dibedaki dengan wadak sampai bersih dan harum sehingga segala kotoran yang melekat di tubuhnya hilang. Membedaki dilakukan oleh para wanita yang ditugaskan.
2. Setelah selesai diwadak, calon pengantin disuruh duduk di atas sebuah bangku yang rendah disebut dadampar, kemudian segala pakaian yang melekat disuruh menanggalkan diganti dengan selimut tebal beberapa lapis sampai ke atas kepala kecuali muka dan hidung.
3. Selesai diselimuti, barulah ramuan mendidih tadi diletakkan di bawah dadampar. Tutup kuali dibuka sehingga uap harum bisa keluar dan membasahi tubuh orang yang batimung. Pur